Jumat, 22 Juni 2012

Siapakah Orang Kafir Sebenarnya??

 
 
 
 
 
 
1 Votes

Assalamu’alaikum wr. wb.
Pak ustadz, saya mau tanya:
  1. Menurut bapak, apakah orang-orang Kristen (Nasrani) itu adalah orang-orang Kafir?
  2. Kalau seandainya orang-orang Nasrani itu adalah orang kafir, mengapa negara ARAB SAUDI (Kiblatnya ISLAM), justru banyak bergantung pada Amerika Serikat dalam urusan pengadaan senjata bagi negaranya?
  3. Benarkah Nabi ISA itu juruselamat? Soalnya, sepertinya Nabi Muhammad-pun mengakuinya dalam sebuah ayat di Qur’an.
Terima kasih untuk jawabannya.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Abdullah Mutakim
Jawaban :
Assalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillah, washshalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, Waba’du
  1. Kafirnya orang nasrani (kristen) sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, karena secara tegas Allah SWT telah menetapkannya di dalam kitab suci Al-Quran. Karena kafirnya orang nasrani telah ditegaskan oleh Sang Maha Pencipta, maka tidak ada opini lain kecuali memang mereka benar-benar kafir.Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam.” Katakanlah, “Maka siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?” Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Al-Maidah: 17) Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (QS Al-Maidah: 72)
    Padahal Nabi Isa as sendiri tidak pernah mengajarkan siapapun untuk menjadikan dirinya sebagai tuhan. Hal itu telah dijelaskan di dalam Al-Quran Al-Kariem.
    Dan ketika Allah berfirman, “Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia, ‘Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?’ ‘Isa menjawab, ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (QS Al-Maidah: 116)
    Kafirnya nasrani bukan saja karena mereka mengatakan bahwa Nabi Isa adalah tuhan, melainkan mereka sudah keterlaluan ketika mengadopsi konsep trinitas dari agama paganis eropa ke dalam agama tauhid yang dibawa oleh Nabi Isa as. Padahal 2.000-an tahun yang lalu ketika nabi Isa a.s. mengajarkan agama yang dibawanya, sama sekali tidak dikenal konsep trinitas. Sebab agama yang dibawa beliau adalah agama tauhid yang memastikan bahwa tidak ada tuhan kecuali hanya Allah saja. Tuhan tidak beranak dan tidak diperanak. Namun para pendeta dan pemuka agama telah merusak kesucian agama nabi Isa a.s. dengan memasukkan paham keberhalaan Eropa kuno.
    Maka wajarlah bila di dalam Al-Quran Al-Kariem Allah SWT memvonis pengikut agama yang sudah rusak ini sebagai orang-orang kafir.
    Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan, “Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. (QS Al-Maidah: 73)
  2. Pemerintah Saudi Arabia yang banyak melakukan negosiasi dengan pemerintah Amerika sama sekali tidak ada hubungannya dengan status kekafiran orang nasrani. Kebijakan pemerintah Saudi sendiri juga bukan representasi dari sikap umat Islam secara keseluruhannya, melainkan hanya sebagai kebijakan politik sebagian kecil umat Islam saja.
  3. Nabi Isa itu sangat dihormati dan diakui eksistensinya oleh umat Islam. Buat umat Islam, Isa a.s. adalah seorang nabi yang diimani dengan sepenuh hati. Bahkan lebih dari nabi-nabi yang lainnya, karena umat Islam nanti akan bertemu dengan beliau di akhir zaman, di mana beliau memang akan muncul menjadi pembela Islam, meruntuhkan salib dan gereja serta meluruskan semua bentuk penyimpangan yang telah dilakukan oleh para pemuka agama nasrani selama ini.Beliau memang juru selamat bagi orang nasrani yang mau mengikuti koreksi dan pelurusan yang akan dilakukannya. Namun akan menjadi hujjah yang memalukan buat para pemuka dan pemeluk nasrani yang dengan sepenuhnya sadar bahwa selama ini mereka telah melakukan berbagai macam penyimpangan dalam agama. Bila saat yang ditunggu-tunggu telah datang, nabi Isa akan menjadi pembela Islam, shalat menghadap ka’bah, melakukan ibadah haji di Mekkah dan akan menjalankan syariat Islam sesuai yang tertera di dalam Al-Quran dan As-Sunnah. Pendek kata, beliau akan datang sebagai seorang muslim 100%. Namun bukan dalam kapasitas sebagai seorang nabi, karena tidak ada lagi kenabian sesudah kenabian Muhammad SAW.
    Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS Al-Ahzab: 40)
Wallahu a’lam bish-shawab,

Sifat Zuhud Rasulullah SAW Di Dunia

Sesungguhnya Zuhud Rasulullah S.A.W di dunia adalah sesuatu yang dijalaninya dari segala kecukupan dan Rasulullah menyedikitkan urusan dunia dan seisinya.
Diriwayatkan oleh Aisyah R.A., bahwasanya Rasulullah S.A.W. tidak makan dengan kenyang selama tiga hari berturut-turut dari sepotong roti sampai beliau meninggal.
Dalam riwayat lain, Rasulullah S.A.W. makan dua hari berturut-turut hanya sepotong roti, padahal kalau beliau menginginkan pasti Allah akan memberikannya apa yang tidak tersirat dalam akal.
Dalam riwayat lain, bahwasanya keluarga Rasulullah S.A.W. tidak merasakan kenyang tiga hari dari sepotong rotipun sampai meninggal dunia.
Aisyah R.A. berkata : ” Rasulullah tidak mewariskan satu dinarpun, satu dirham, seekor kambing, ataupun seekor onta “.
Dalam hadits Amr bin Harits, bahwasanya Rasulullah S.A.W. tidak mewariskan sesuatupun kecuali sebuah pedang, seekor onta dan sebidang tanah yang dijadikan untuk shadaqah.
Berkata Aisyah R.A., bahwasanya ketika Rasulullah S.A.W. meninggal dunia, tidak ada sesuatu didalam rumahnya yang dimakannya kecuali sejumput gandum yang ditinggalkan untukku.
Diriwayatkan dari Aisyah, Rasulullah S.A.W. berkata kepadaku : ” Sesungguhnya Allah menawarkan kepadaku dataran Mekkah untuk dijadikan emas dan diberikan kepadaku, maka aku menolaknya, lalu aku berkata : Aku tidak mengharapkan itu semuanya Ya Allah, akan tetapi aku lebih senang sehari lapar dan sehari kenyang. Tatkala hari yang aku merasakan lapar, aku merendah diri dan berdo’a kepada-Mu, sementara tatkala hari yang aku merasakan kenyang, aku bersyukur dan memuji-Mu “.
Dalam Hadits lain, Jibril pernah mendatangi Rasulullah S.A.W., dan berkata : ” Sesungguhnya Allah memberi salam kepadamu dan berkata, apakah engkau mau, Aku jadikan gunung ini menjadi emas dan gunung ini selalu bersamamu kemana engkau pergi ? “. maka Rasulullah S.A.W. diam menundukkan kepalanya sejenak, lalu berkata : ” Wahai Jibril sesungguhnya dunia ini adalah rumah bagi siapa yang tidak punya rumah dan harta bagi siapa yang tidak punya harta, dan tempat berkumpul yang tidak mempunyai akal “. Kemudian Jibril berkata : ” Ya Muhammad, Allah telah menguatkan engkau dengan perkataan yang benar “.
Diriwayatkan dari Aisyah R.A.dan berkata : ” Sesungguhnya kami keluarga Muhammad pernah hidup sebulan tidak ada sesuatupun yang dapat dimasak kecuali yang terdapat hanya korma dan air saja “.
Dari Abdurahman bin ‘Auf mengatakan, : ketika Rasulullah S.A.W.wafat, beliau dan keluarganya tidak merasakan makan dengan kenyang dari sepotong roti.
Diriwayatkan dari Aisyah R.A., Abu Umamah dan Ibn Abbas, berkata Ibn Abbas : ” Rasulullah S.A.W. bersama keluarganya bermalam berturut-turut tidak mendapatkan makan malam “.
Diriwayatkan oleh Hafsah R.A., ia berkata, bahwasanya kasur Rasulullah S.A.W. dirumahnya terbuat dari tikar dilapisi dua kain, pada suatu malam aku lapisi dengan empat kain, maka ketiga pagi hari, Rasulullah S.A.W., berkata : ” Apa yang kamu lakukan pada kasurku semalam “, maka aku ceritakan. Lalu Rasulullah S.A.W. berkata : ” kembalikanlah seperti semula karena sesungguhnya hal tersebut telah memperlambat shalat malamku “. Terkadang Rasulullah S.A.W. tidur diatas tikar tanpa alas sehinggga berbekas dikulitnya.
Diriwayatkan dari Aisyah R.A., bahwasanya Rasulullah S.A.W. sama sekali tidak pernah merasakan perutnya kenyang dan tidak pernah mengadu atau mengeluh kepada seseorangpun. Walaupun berada dalam keadaan lapar sepanjang malamnya, namun tidak menghalangi puasa diwaktu siangnya. Padahal seandainya Rasulullah S.A.W. mau menghendaki, tentu beliau meminta kepada Allah semua yang terkandung di atas bumi ini. Dan aku pernah menangis kasihan melihat apa yang ada pada diri Rasulullah S.A.W. dan aku memegang/mengusap perutnya yang sedang merasakan lapar dan aku berkata : ” Seandainya engkau mau, pasti engkau mampu mendapatkan dari dunia ini yang membuat engkau selalu kenyang “. Maka Rasulullah berkata : ” Wahai Aisyah apa artinya dunia ini, saudara-saudaraku para Rasul Ulul Azam/para Rasul terdahulu mereka sabar mengalami keadaan yang lebih berat dariku, mereka datang berjalan dengan tenang apa adanya dan meninggal mendapat kemuliaan disisi Allah dan pahala yang banyak, sungguh aku malu jika aku bersenang-senang dalam kehidupanku, akan dikurangkan tempatku disisi Allah tidak bersama mereka. Tidak ada yang lebih aku sukai kecuali berkumpul dengan saudara-saudaraku para Rasul “. Demikian kata-kata Rasulullah S.A.W. kepadaku, dan sebulan setelah itu Rasulullah S.A.W wafat.